Wednesday, May 2, 2007

3 Aspek Yang Perlu Diperhatikan Orang Tua Dalam Rangka Mengamati Perkembangan Bicara Anak

Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan orang tua dalam rangka mengamati perkembangan bicara anak.

1. Aspek Semantik (arti bahasa).
Bila seorang anak akan mengatakan atau memahami sesuatu, ia harusmempunyai daftar kata-kata atau vokabulari yang cukup memadai, yang dengankata lain kita bisa mengatakan bahwa:
- si anak mempunyai cukup kata-kata agar bisa memproduksi dan memahami(bahasa aktif dan pasif);
- menemukan kata-kata yang tepat (memanggil kata dari daftar memori);
- memahami apa yang diucapkan (pengertian kalimat). Seorang anak kecil belajar berbicara mula-mula adalah dengan caramenunjuk berbagai benda-benda yang ada di sekitarnya atau kata kerja yangharus digunakannya. Menunjuk benda-benda yang dapat dilihatnya (kursi, meja,makan, boneka dlsb), atau kata yang dapatmenunjukkan pada pengertian tempat "disini" atau "sekarang". Daftar kata-kata ini akan segera meningkat tanpa batas.Namun bisa diperkirakan bahwa seorang anak pada usia dua tahun setidaknyamemerlukan 270 kata, 900 kata di usianya yang ketiga, dan sekitar 2500 hingga 4000 kata di usianya yang ke enam. Walau begitu seorang anaksebetulnya mempunyai lebih banyak lagi kata-kata(daftar kata-kata yang pasif) daripada yang bisa ia produksi (sebagai daftarkata aktif). Daftar kata pasif seorang anak berusia enam tahun bisa dua kalilipat banyaknya dibanding dengan daftar kata aktif yang dimilikinya. Dengankata lain anak berusia tiga hingga lima tahun akan mengalami kesulitanmemanggil kata-kata yang berada di dalam memorinya; seringkali sulitmenggunakan kata pada tempat dan waktu yang tepat. Kadang terjadi seoranganak akanmembuat kata-kata sendiri (neologis), atau bicaranya kacau,sepotong-sepotong, dan diulang-ulang.

2. Pembentukan bahasa.
Bagaimana sebuah kata atau kalimat dibentuk?
Aspek pembentukan katadan kalimat akan menyangkut pada tiga bagian aspek yaitu:

a. aspek fonologis.
Anak kita harus bisa belajar menggunakan dan mengucapkan bunyiandengan cara yang benar. Artinya bahwa bicara mempunyai kaitan dengan aspekfonologis ini. Bila seorang anak mengalami gangguan fonologis ini, makakelak ia akan mengalami masalah dalam bahasa dan bicara. Di usia kira-kiralima bulan, refleks oral (mulut) seperti misalnya refleks menghisap (untukmenyusu) akan hilang, berganti dengan gerakan-gerakan yang baik denganlidahnya,bibirnya, suara decak halus, rahang bawah, dan tenggorokan. Ia juga belajarmembedakan bunyian dan mengingatnya sebagai bunyian tertentu. Apabila iamendenger bunyian itu kembali, maka ia bisa mengenalnya kembali, sertamenggunakannya untuk tujuan tertentu.Pada akhirnya kemudian ia bisa berbicara dengan tujuan tertentu: misalnya mengucapkan kata mama akan berbeda artinya jika mengucapkan maem atau makan.Pada akhir tahun pertama umumnya anak-anak mempelajari bunyian dengan polabunyian yang sama. Pada akhir tahun kedua ia mulai bisa mengucapkankata-kata berupa beberapa suku katadengan baik karena kontrol otot-otot sudah semakin baik, yaitu otot lidah,bibir dan langit-langit. Dan juga ia sudah mampu mendengarkan dengan baik.Tinggal beberapa kata seperti s/l/r/ barulah akan dikuasai dengan baik diusianya yang kelima atau keenam. Sekalipun seorang anak bisa mengucapkan bunyian dengan baik, bukanberarti ia akan bisa juga dengan baik mengucapkan kata-kata. Ia masih harusbelajar lebih banyak lagi untuk mengucapkan kata-kata dengan baik, sehinggatidak meletakkan bunyian itu di tempat yang salah. Misalnya pabrikmenjadi perabik. Lokomotip menjadi molokotip. Baru pada usia enam tahun,kita boleh mengharapkan bahwa seorang anak haruslah sudah bisa dengan baikmengucapkan urutan bunyian itu dengan benar, menjadi sebuah kata yangmempunyai makna.
b. aspek morfologis
Dengan cara yang tepat anak mempelajari sebuah kata dan mengubahnyadengan cara yang benar, yaitu:

- penggunaan kata-kata jamak

- penggunaan awalan dan imbuhan- penggunaan kata yang memberi penjelasan pertambahan dan perbedaan

- penggunaan kata kerjaPada anak usia empat tahun biasanya sudah bisa menggunakan bentuk kata jamaksecara baik tanpa kesalahan, penggunaan imbuhan, pertambahan – perbedaan,dan kata kerja.

c. aspek sintaksis

Dalam fase ini anak akan belajar membangun kalimat dengan baik.- ia akan berbicara dengan urutan kata-kata secara benar dalam sebuahkalimat- kalimat dalam bentuk lengkap, dan tidak ada kata yang tertinggal- ia memahami berbagai perbedaan muatan kalimat misalnya kalimatbertanya, kalimat berempati, kalimat mengharap, atau kalimat menyangkal. Anak yang mengalami masalah dalam siktaksis akan berkata misalnya:"Kabel sudah telepon rusak", yang seharusnya diucapkan: "Kabel teleponsudah rusak." Atau "Mau minum." Seharusnya: "Saya mau minum."

3. Penggunaan bahasa, aspek pragmatik .
Dalam hal ini si anak akan menggunakan bahasa dalam konteks yang tepat dan untuk apa. Beberapa contoh yang berkaitan dengan aspek pragmatik:- Bila ada seseorang tengah berbicara, maka ia tidak akan berbicarasecara bersamaan, tetapi menunggu seseorang tadi selesai bicara.- Ia menjawab apa yang ditanya teman bicaranya, misalnya: . Pada pertanyaan : "Apakah engkau akan menggunakan jaket? "ia menjawab : "Tidak saya merasa cukup hangat". Jawaban ini cocok denganpertanyaannya. . Seorang anak bercerita bahwa saat berulang tahun ia diajakberenang oleh orang tuanya, temannya bereaksi: "Tadi pagi saya melihatanjing besar sekali?"Reaksi ini sesuai dengan apa yang menjadi topicbicara. . Kita bertanya pada anak kita: "Apakah engkau sudah mengikattali sepatumu?" Lalu dijawab oleh anak kita: "Saya baru saja makan eskrim." Jawaban ini secara Pragmatik menjawab tidak pada konteks yang benar.Mieke Pronk-Boerma juga membagi periode perkembangan bicara menjadi periodepra-verbal dan periode verbal. Periode pra verbal menurutnya merupakanperiode yang sangat penting, yang dibaginya menjadi:


- minggu ke 0 – 6 : menangis
- minggu ke 6 hingga bulan ke 4 : vokalisasi : ah, uh
- bulan ke 4 – 8 : babbling atau mengoceh (bunyian vocal terusmenerus), misalnya: gagaggagagag….aaaaaa,…..tatatatatatata.Pada periode ini bunyi bahasa ibu juga diproduksinya.


Si anak juga akanmengikuti apa yang ibu ucapkan, sambil ia mengikuti ucapan ibu ataupengasuhnya, segera ia akan mengucapkan papa, mama. Seorang bayi yang tuli,juga akan melakukan babbling ini, tetapi kemudianakan berhenti di usianya yang ke 8 -9 bulan.

- Bulan ke 8 – 12:

social babbling, yaitu mengoceh dengan cara dimanapola bunyian dari sekitarnya akan diambil alihnya, ia juga akan melakukanimitasi pola bunyian kalimat. Pola bunyian yang tidak termasuk dalam bahasaibu akan segera hilang. Kemudian anak akan mendengarkan, mengoceh danmengikuti, terus menerus hingga terjadilah pemahaman terhadap kata-kata, danpenggunaan kata-kata; pemahaman kata akan dengan sendiri kemudiandiucapkannya.

Dalam periode ini muncul bentuk yang disebut echolalia yaitusi anak hanya mengulang apa kata pengasuh tanpa kata-kata tersebut mempunyaimaksud tertentu atau tanpa arti apa-apa.Periode verbal mempunyai beberapa fase yaitu:

- bulan ke 12 – 15 :
yang merupakan fase kalimat dengan satu kata.Misalnya seorang anak mengatakan: "Mobil!" Maksudnya adalah: "Saya mintasebuah mobil!" atau: "Beri saya mobil itu!" atau: "Itu mobil bagus!" dansebagainya. Si anak akan menanyakan nama-nama segala sesuatu dengan caramenunjuk-nunjuk dan dengan cara tertentu ia menyebutkannya kembali. Si anakbelum menyangkal dengan kata, tetapi sudah membuat gerakan menggeleng dengankepala.

- Bulan ke 15 - 2 tahun:

fase kalimat dengan dua kata.Seorang anak usia dua tahun biasanya sudah mempunyai 270 kata. Ia jugabertanya dengan intonasi bertanya. Ia mulai menyangkal dengan kata-kata.Banyak kata-kata yang masih terpotong , misalnya "minum" menjadi "minum".

-Usia 2 – 3 tahun:
yang merupakan fase kalimat dengan banyakkata. Kalimat terdiri dari kata benda dan kata kerja. Apa yang diucapkanlebih kepada arti atau maksud kalimat yang diucapkan, namun belum dalambentuk kalimat yang benar. Tetapi dalam usia ini daftar kata yang dimilikiakan meningkat dengan pesat. Suku kata akan diucapkan dengan lebih baik. Iajuga mulai menggunakan bentuk kamu-dan saya. Kadang ia masih menggunakanbentuk –kamu jika berkata pada dirinya sendiri. "Mana bonekamu? " padahalmaksudnya: "Dimana boneka itu saya taruh?"

-Usia 3 – 4 tahun:
si anak akan banyak mengerti berbagai hal, danbanyak bercerita. Ia juga sudah bisa mengucapkan bunyian berbagai hurufkecuali /s/l/r. Juga masih ada beberapa kesalahan dengan pengucapan katasambung, tetapi sudah bisa berbicara dengan aturan sebuah kalimat termasukurutan kata, imbuhan, dan pemotongan kalimat. Kata jamak juga bisadibentuk. Seringkali masih ada kata-kata yang diulang –ulang karena berpikirbaginya lebih cepat daripada mengucapkan kalimat. Nampaknya seperti seoranganak yang gagap, tetapi sebetulnya bukan.

-Usia 4 – 6 tahun:
Di usia enam anak-anak ini akan semakin baikmengucapkan berbagai huruf, juga untuk huruf-huruf yang sulit seperti s danr. Ia juga semakin membaik dengan aturan pembuatan kalimat, termasuk jugapenggunaan kata penghubung: dan, tapi, atau,karena, sebab… dlsb. Dalam usia ini anak juga mulai dengan menyampaikanpemikiran dari abstraksinya.
Dicuplik dari: Mieke Pronk-Broerma, Logopedie voor onderwijs gevenden(1994).

No comments: